Metapos.id, Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menjadi landmark literasi tanah air yang tak hanya menyimpan koleksi pengetahuan, tetapi juga menjadi kebanggaan arsitektur Indonesia. Berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta Pusat, gedung ini pertama kali diresmikan pada 17 Mei 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Daoed Joesoef.
Lebih dari sekadar tempat membaca, Perpusnas menyimpan naskah kuno, catatan sejarah, hingga menggelar beragam kegiatan budaya. Berikut beberapa fakta menarik seputar Perpustakaan Nasional RI.
1. Perpustakaan tertinggi di dunia
Perpusnas memegang rekor sebagai perpustakaan tertinggi di dunia dengan ketinggian 126,3 meter. Bangunan yang menjulang 24 lantai plus tiga lantai bawah tanah ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat literasi, tetapi juga ikon arsitektur modern Indonesia.
2. Koleksi naskah diakui UNESCO
Di dalamnya tersimpan warisan budaya bangsa yang sudah mendapat pengakuan UNESCO, seperti I La Galigo, Kitab Negara Kertagama, Panji Babad Diponegoro, dan karya-karya penting lainnya. Koleksi tersebut menjadi bukti nyata kekayaan literasi Indonesia di mata dunia.
3. Ruang pameran kebudayaan
Selain membaca, pengunjung juga bisa menikmati berbagai pameran seni, buku, hingga sejarah. Beberapa waktu lalu misalnya, Perpusnas menggelar Pameran 200 Tahun Perang Jawa di salah satu bangunan cagar budaya. Hal ini menegaskan peran Perpusnas sebagai pusat kegiatan literasi sekaligus kebudayaan nasional.
4. Fasilitas ramah disabilitas
Sebagai perpustakaan inklusif, lantai 7 Perpusnas didedikasikan untuk penyandang disabilitas dan lansia. Tersedia ribuan buku Braille, ratusan audiobook, hingga layanan bahasa isyarat. Ada juga sarana khusus untuk menjaga fungsi kognitif bagi pengunjung lanjut usia.
Tantangan budaya baca Indonesia
Meski memiliki fasilitas mumpuni, Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyoroti rendahnya budaya membaca di Indonesia. Rata-rata masyarakat hanya membaca enam buku per tahun, atau setara 129 jam membaca buku dalam setahun—angka yang jauh di bawah standar global.
Untuk mendorong minat baca, Perpusnas menjalankan berbagai program, seperti distribusi 1.000 buku ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM), lembaga pemasyarakatan, hingga komunitas literasi. Program ini memastikan buku yang dikirim sesuai minat dan usia pembaca. Selain itu, ada juga Relawan Literasi Masyarakat (Relima) yang kini tersebar di 180 kabupaten/kota.
Guna meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang pada 2024 masih berada di level sedang dengan skor 73,52, Perpusnas menggagas gerakan Sepekan Satu Buku bagi pelajar SMP dan SMA. Program ini juga dilengkapi dengan lomba resensi naskah dan video yang berlangsung hingga 31 Oktober 2025, dengan total hadiah Rp 85 juta untuk siswa maupun sekolah teraktif.