Metapos.id, Jakarta – Ketegangan kembali terjadi di perbatasan Thailand dan Kamboja. Bentrokan terbaru antara militer kedua negara memicu kekhawatiran regional dan mendorong Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turun tangan melakukan diplomasi.
Pada Jumat (14/11/2025), Trump melakukan sambungan telepon dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul untuk membahas situasi memanas di sepanjang perbatasan kedua negara. Kabar tersebut dikonfirmasi Hun Manet dan Anutin pada Sabtu (15/11/2025), sebagaimana dikutip dari AFP.
Melalui unggahan di media sosialnya, Hun Manet menjelaskan bahwa percakapan tersebut bertujuan meninjau perkembangan kondisi perbatasan dan mendorong implementasi kembali perjanjian damai antara Kamboja dan Thailand. Trump juga disebut menyinggung komitmen terkait Deklarasi Bersama Kuala Lumpur serta upaya gencatan senjata.
Hun Manet menegaskan bahwa pemerintah Kamboja berkomitmen untuk menjunjung tinggi semangat deklarasi tersebut. Ia berharap kedua negara dapat kembali menjalankan mekanisme bilateral yang telah disepakati guna menjaga perdamaian.
“Untuk memastikan tidak ada bentrokan bersenjata yang kembali terjadi di sepanjang perbatasan Kamboja Thailand,” kata Hun Manet, menirukan pernyataan Trump melalui telepon.
Sementara itu, Anutin dalam pernyataan terpisah juga membenarkan telah berbicara dengan Trump. Ia mengungkapkan bahwa dirinya turut menjalin komunikasi dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Kepada Trump, Anutin menekankan perlunya kedua negara mematuhi komitmen yang telah disepakati untuk menciptakan stabilitas.
Anutin juga meminta Kamboja mengakui fakta dan bertanggung jawab atas insiden ranjau yang meledak di wilayah perbatasan pada Senin (10/11/2025). Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau baru yang menyebabkan seorang tentara terluka. Akibat insiden tersebut, Thailand menghentikan sementara pelaksanaan perjanjian damai.
“Thailand memiliki hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna melindungi kedaulatannya,” ujar Anutin.
Tak hanya itu, pada Kamis (13/11/2025), Menteri Pertahanan Thailand melaporkan bahwa tentara Kamboja menembaki pasukan Thailand di Provinsi Sa Kaeo sehari sebelumnya. Ia menuduh tindakan tersebut dilakukan untuk memancing balasan dari Thailand dan kemudian menggiring narasi bahwa Thailand melakukan penyerangan.
Di sisi lain, Kamboja membantah tuduhan tersebut. Pemerintah Kamboja menegaskan tidak melakukan pemasangan ranjau baru maupun aksi provokasi, serta mendesak Thailand kembali mematuhi perjanjian damai.













