Metapos.id, Jakarta – Warga Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, dikejutkan oleh tragedi pada Rabu dini hari. Seorang siswi sekolah dasar berusia 12 tahun berinisial SAS diduga menjadi pelaku pembunuhan terhadap ibu kandungnya, Faizah Soraya (42). Kejadian ini mengejutkan lingkungan sekitar karena SAS dikenal sebagai anak pendiam, sopan, dan berprestasi.
Masih Duduk di Kelas 6 SD
Keterangan warga menyebutkan SAS bukan siswa SMP seperti kabar awal, tetapi masih duduk di kelas 6 SD. Meski usianya masih belia, postur tubuhnya yang tinggi membuat beberapa orang sempat mengira ia sudah remaja.
Keluarga korban telah tinggal di kawasan Jalan Dwikora selama sekitar 20 tahun. SAS adalah anak bungsu dari dua bersaudara, dengan kakaknya kini menempuh pendidikan SMA. Keluarga ini dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangga.
Dikenal Berprestasi dan Tak Pernah Berbuat Onar
Warga mengaku terkejut karena SAS selama ini dikenal ramah, sopan, serta aktif mengikuti perlombaan sekolah. Ia tidak pernah terlibat masalah apa pun. Meski demikian, keluarga korban memang memiliki interaksi sosial yang sangat terbatas sehingga warga tidak mengetahui persoalan internal yang mungkin terjadi.
Diduga Dipicu Ketegangan dalam Rumah Tangga
Beberapa warga menduga insiden ini terjadi akibat konflik internal keluarga yang tidak terlihat. Disebutkan sehari sebelum kejadian, korban sempat menegur anak sulungnya sehingga memicu ketegangan. SAS diduga tersinggung dan memendam emosi hingga akhirnya bertindak impulsif.
Pakar perkembangan anak menjelaskan bahwa anak usia 12 tahun masih rentan secara emosional dan dapat bertindak tanpa pertimbangan matang ketika berada di bawah tekanan.
Kronologi Kejadian
Peristiwa berlangsung sekitar pukul 05.00 WIB saat korban sedang tidur di kamar lantai satu bersama anak-anaknya. Teriakan anak sulung yang menemukan ibunya bersimbah darah membangunkan sang ayah yang berada di lantai dua.
Korban mengalami sejumlah luka tusuk dan meninggal di lokasi. Suami korban segera menghubungi ambulans dan meminta pertolongan warga. Jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit untuk autopsi guna memastikan jumlah serta jenis luka.
Penyelidikan Polisi dan Pendampingan Khusus
SAS telah diamankan dan dibawa ke kantor polisi. Pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan psikolog dan petugas perlindungan anak sesuai aturan peradilan anak.
Penyidik fokus mendalami:
kondisi psikologis pelaku,
latar belakang emosionalnya,
situasi keluarga sebelum tragedi terjadi.
Pemeriksaan lanjutan menunggu hasil autopsi dan keterangan tambahan keluarga.
Dampak Psikologis pada Keluarga dan Warga
Tragedi ini meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Banyak orang tua mulai lebih memperhatikan kondisi emosional anak-anak mereka, terutama yang menghadapi tekanan dari lingkungan rumah maupun sekolah.













