Jakarta, Metapos.id – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kerugian bersih sebesar 75,93 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp1,25 triliun (asumsi kurs Rp16.540 per dolar AS) pada kuartal I-2025.
Berdasarkan laporan keuangan Garuda, kerugian bersih tersebut menyusut sebanyak 12,54 persen dibanding kuartal I-2024 sebesar 86,82 juta dolar AS.
“Nilai rugi bersih tersebut terutama disebabkan oleh beban keuangan sebesar 124,57 juta dolar Aas yang antara lain merupakan komitmen restrukturisasi pembiayaan, sebagai bagian dari strategi turnaround jangka panjang,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani dalam keterangan resmi, Rabu, 7 Mei.
Adapun penyusutan kerugian bersih ini sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha yakni sebesar 723,56 juta dolar AS. Angka tersebut meningkat 1,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Rinciannya, pendapatan dari penerbangqn berjadwal sebesar 603,7 juta dolar AS, naik 0,8 persen secara tahunan (yoy). Lalu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal atau charter sebesar 37,96 juta dolar AS, naik 92,8 persen (yoy). Sementara, pendapatan lainnya turun 12,2 persen (yoy) jadi 81,92 juta dolar AS.
Dari sisi keuangan, Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar 162,27 juta dolar AS, meningkat 87,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, Wamildan mengatakan pertumbuhan positif ini terutama ditopang oleh peningkatan trafik pada pasar charter umrah.
“Kinerja charter yang melonjak menjadi katalis penting dalam memperkuat pondasi bisnis. Di saat yang sama, kami juga tengah mengakselerasi program optimalisasi kapasitas melalui penambahan armada, dengan target mencapai 100 pesawat hingga akhir 2025,” ujar Wamildan.
Sepanjang kuartal I-2025, trafik penumpang charter tercatat sebesar 24.618 penumpang atau tumbuh 104 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut turut terefleksikan melalui 69 penerbangan yang dikontribusikan oleh penumpang charter umrah.
Selain pertumbuhan dari charter, pendapatan ini juga ditopang oleh peningkatan volume penumpang dan kargo. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, Garuda Indonesia Group mengangkut 5,12 juta penumpang, terdiri dari 2,64 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink.
“Tingkat keterisian kursi (seat load factor) tercatat sebesar 78,8 persen, naik 5 persen dibandingkan kuartal I-2024,” katanya.
Di sektor kargo, volume angkutan meningkat 5 persen menjadi 58.145 ton, yang terdiri dari 34.715 ton oleh Garuda Indonesia dan 23.430 ton oleh Citilink.
“Kinerja ini memperlihatkan akselerasi pemulihan bertahap pada lini bisnis kargo yang sempat mengalami perlambatan pasca pandemi,” ujarnya.