Metapos.id, Jakarta – Pemerintah Rusia secara resmi memblokir akses ke platform game asal Amerika Serikat, Roblox. Keputusan ini diumumkan oleh badan pengawas komunikasi Roskomnadzor pada Rabu, dengan tuduhan bahwa Roblox menyebarkan materi ekstremis serta propaganda LGBT, dan mengandung konten yang dianggap berbahaya bagi perkembangan spiritual dan moral anak-anak.
Pemblokiran ini menjadi bagian dari pengetatan kontrol terhadap layanan digital Barat. Pada 2023, Rusia menetapkan apa yang mereka sebut sebagai “gerakan LGBT internasional” sebagai organisasi ekstremis, memungkinkan penuntutan pidana terhadap individu LGBT maupun pendukungnya.
Sebelumnya, aplikasi belajar bahasa Duolingo juga menghapus konten yang dianggap mempromosikan hubungan “non-tradisional” setelah mendapat peringatan dari Roskomnadzor.
Menanggapi kebijakan tersebut, juru bicara Roblox menegaskan bahwa perusahaan selalu berkomitmen mematuhi aturan lokal dan menyediakan platform yang aman, kreatif, serta positif bagi para penggunanya. Roblox tercatat memiliki rata-rata 151,5 juta pengguna aktif harian pada kuartal ketiga 2025.
Roblox juga pernah dilarang di beberapa negara seperti Irak dan Turki karena kekhawatiran terkait predator daring yang menargetkan anak-anak. Sementara itu, Roskomnadzor terus membatasi akses ke media dan teknologi Barat yang dianggap melanggar hukum Rusia.
Pemblokiran ini juga terjadi setelah Rusia membatasi sejumlah fitur panggilan di WhatsApp dan Telegram pada Agustus, karena kedua platform tersebut dinilai tidak kooperatif dalam berbagi informasi terkait kasus penipuan dan terorisme.













