Jakarta, Metapos.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ungkap saldo anggaran lebih (SAL) dari pelaksanaan APBN tahun anggaran 2024 sebesar Rp457,5 triliun atau turun tipis jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang nilainnya mencapai Rp459,5 triliun.
Sri Mulyani menyampaikan setelah dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan APBN, dan memperhitungkan SiLPA serta penyesuaian lainnya, Saldo Akhir Tahun tercatat sebesar Rp457,5 triliun.
“Memasuki Tahun Anggaran 2024, posisi Saldo Anggaran Lebih (SAL) berada pada angka Rp459,5 triliun. Setelah dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan APBN, dan memperhitungkan SiLPA serta penyesuaian lainnya, Saldo Akhir Tahun tercatat sebesar Rp457,5 triliun,” ujar dalam sidang rapat paripurna DPR ke-21, Selasa, 1 Juli.
Dia menyampaikan saldo ini tetap berada pada level yang memadai dan berfungsi sebagai penyangga fiskal dalam menghadapi berbagai risiko dan ketidakpastian ke depan.
Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan Neraca Pemerintah per 31 Desember 2024 mencerminkan posisi keuangan yang solid, dengan Total Aset mencapai Rp13.692,4 triliun, Kewajiban Rp10.269,0 triliun, dan Ekuitas Rp3.423,4 triliun.
Menurutnya posisi ini menggambarkan kekayaan bersih negara dan kapasitas fiskal yang dapat diandalkan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Sedangkan dari sisi operasional, ia mengatakan pendapatan yang dihimpun sepanjang tahun 2024 tercatat Rp3.115,3 triliun, lebih rendah dari beban operasional sebesar Rp3.353,6 triliun.
“Dengan demikian, terdapat defisit sebesar Rp238,3 triliun. Di sisi lain, kegiatan non-operasional mencatatkan surplus Rp22,7 triliun, sehingga defisit operasional secara keseluruhan tercatat Rp215,7 triliun,” ujarnya.
Sri Mulyani menyampaikan laporan arus kas tahun 2024 menunjukkan aktivitas pendanaan dan aktivitas transitoris mencatat arus kas positif. Sementara itu, aktivitas operasi dan aktivitas investasi mencatatkan arus kas negatif.
“Namun, arus kas negatif dari aktivitas investasi mencerminkan komitmen Pemerintah untuk terus melakukan investasi produktif guna mendorong akselerasi pembangunan nasional,” tegasnya.