Metapos.id, Jakarta— Puluhan warga dari Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, setiap hari harus berjalan kaki menuju Kabupaten Aceh Utara demi mendapatkan kebutuhan pokok atau bantuan sembako. Akses darat menuju wilayah tersebut lumpuh total akibat sejumlah ruas jalan dan jembatan amblas setelah longsor pada 26 November 2025.
“Saat ini kami melewati empat titik longsor. Di beberapa titik tersedia motor trail dan kami harus membayar Rp100.000 per orang. Selebihnya jalan kaki,” ujar Rifa Ariga (35), warga Bener Meriah, Minggu (7/12/2025).
Ia menyebutkan bahwa persediaan bahan makanan di wilayahnya sudah kosong. Bantuan yang datang melalui helikopter sangat terbatas dan belum mencukupi kebutuhan masyarakat, terutama anak-anak.
Warga lainnya, Wardah (40) dari Desa Nunang, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, mengaku sudah dua kali berjalan ke Gunung Salak, Aceh Utara, untuk mencari sembako.
“Kami butuh makanan pokok. Bukan minyak atau kebutuhan lainnya, tapi makanan untuk dimakan sekarang. Tidak ada solusi lain selain datang kemari,” katanya.
Wardah menjelaskan bahwa ia meminta adiknya mengantarkan bahan pangan ke Gunung Salak, kemudian ia mengambilnya untuk dibawa kembali ke kampung. Perjalanan pergi–pulang bisa memakan waktu hingga 13 jam.
“Kami berharap suplai bahan pangan di Aceh Tengah bisa segera ditangani,” ujar Wardah.
Banjir di Aceh Tengah diketahui mulai terjadi pada 22 November 2025. Sejumlah titik hingga kini masih terisolasi dan sulit diakses. Sementara banjir di wilayah Aceh lainnya menyusul pada 26 November 2025.














