Metapos.id, Jakarta — Dinamika internal Partai Golkar kembali memanas menjelang akhir 2025. Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mencuat ke permukaan, disertai kabar mengejutkan bahwa Istana disebut-sebut memberi sinyal hijau untuk mengganti Ketua Umum Golkar saat ini, Bahlil Lahadalia.
Desakan Munaslub muncul dari keresahan sejumlah kader yang menilai kepemimpinan Bahlil terlalu dekat dengan sosok Joko Widodo, yang kini tak lagi menjabat presiden. Loyalitas ini dinilai menjadi beban politik di tengah era baru pemerintahan Prabowo Subianto. Bahlil juga dituding menjadikan Golkar sekadar ‘ban serep’ bagi mantan presiden, tanpa mampu menyesuaikan arah partai dengan peta kekuasaan yang baru.
Selain itu, keputusan kontroversial Bahlil saat menjabat Menteri Investasi dianggap turut merusak citra partai. Mulai dari isu keterlibatan dalam proyek tambang di Raja Ampat hingga kebijakan pembatasan penjualan LPG 3 kg yang menuai protes di masyarakat.
Istana dikabarkan telah menyampaikan dukungan secara langsung kepada Nusron Wahid, tokoh senior Golkar yang kini menjabat Menteri ATR/Kepala BPN. Ia disebut telah dipanggil ke Hambalang guna menerima arahan terkait rencana pergantian pucuk kepemimpinan partai.
Agenda Munaslub ini disebut akan digelar sebelum tahun berganti, membuka kemungkinan besar terjadinya perombakan besar dalam tubuh Golkar menjelang tahun politik 2029.
Hingga saat ini, baik pihak Istana maupun DPP Golkar belum mengeluarkan pernyataan resmi soal wacana Munaslub maupun arah suksesi ketua umum partai.