Metapos.id, Jakarta — Polisi berhasil mengungkap rekaman CCTV yang memperlihatkan rangkaian aktivitas siswa pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025). Rekaman tersebut merekam dengan jelas pergerakan pelaku sejak tiba di sekolah hingga menjelang waktu salat Jumat.
Dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025), Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Roberto Gomgom Manorang Pasaribu memaparkan sejumlah momen penting dari rekaman tersebut. Ia menjelaskan bahwa pelaku terlihat membawa dua tas dan sempat berganti pakaian sebelum melakukan aksinya.
Tiba di Sekolah Pukul 06.28 WIB
Dari hasil rekaman, pelaku tampak datang ke sekolah sekitar pukul 06.28 WIB. Saat itu, ia mengenakan seragam sekolah lengkap dengan tas ransel merah di punggung dan tas tangan berwarna biru di sisi kirinya. Beberapa saat kemudian, ia terlihat berjalan di koridor menuju ruang kepala sekolah dan sempat berpapasan dengan salah satu guru.
Menjelang Salat Jumat Pukul 11.43 WIB
Menjelang waktu salat Jumat, sekitar pukul 11.43 WIB, kamera pengawas kembali menangkap pergerakan pelaku. Ia tampak berjalan tanpa alas kaki menuju masjid sekolah sambil membawa tas merah. Dalam rekaman ini, pelaku sudah berganti pakaian menjadi kaus putih dan celana hitam.
Rekaman berikutnya memperlihatkan pelaku berdiri di dalam masjid sambil mengamati situasi sekitar. Ia membawa tas merah masuk ke dalam dan terlihat memantau kondisi di dalam maupun luar area ibadah tersebut.
Lepas Seragam Pukul 12.05 WIB
Sekitar pukul 12.05 WIB, pelaku tampak tidak lagi mengenakan seragam sekolah. Ia hanya memakai kaus putih dan celana hitam sambil menenteng senjata mainan. Dalam rekaman CCTV, pelaku terlihat mengarahkan senjata mainan tersebut ke arah masjid. Tak lama berselang, muncul cahaya merah disertai asap putih dari dalam masjid.
Motif dan Latar Belakang Pelaku
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menjelaskan bahwa pelaku dikenal sebagai siswa yang tertutup dan jarang bersosialisasi. Ia juga memiliki ketertarikan terhadap konten-konten bernuansa kekerasan.
Sementara itu, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin menuturkan bahwa tindakan pelaku didorong oleh rasa kesepian dan ketiadaan tempat untuk menyalurkan perasaannya.
Pelaku merasa sendiri dan tidak memiliki wadah untuk mencurahkan isi hatinya, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah,” ujar Iman.
Kasubdit Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menambahkan bahwa pelaku telah memendam dendam sejak awal tahun 2025. Ia kerap merasa tertindas dan menyalurkan emosinya dengan menonton berbagai konten kekerasan di internet.
Dalam penyelidikan, Densus 88 menemukan tulisan berisi nama-nama pelaku penembakan di luar negeri pada senjata mainan yang digunakan pelaku, di antaranya Alexandre Bissonnette, Luca Traini, dan Brenton Tarrant.














