Metapos.id, Jakarta– Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan keinginannya untuk membangun mobil nasional sejak 2024. Dua perusahaan yang ditunjuk untuk mengerjakan proyek ini adalah PT Pindad dan PT Teknologi Militer Indonesia.
Langkah Prabowo ini sebenarnya bukan hal baru, melainkan kelanjutan dari upaya serupa yang sudah dilakukan para presiden sebelumnya, mulai dari Sukarno hingga Joko Widodo. Pada masa Presiden Sukarno, pemerintah mendirikan PT Industri Mobil Indonesia (Imindo) dengan tujuan memproduksi mobil nasional.
Di era Orde Baru, Presiden Soeharto meluncurkan kebijakan kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) untuk meningkatkan kandungan lokal dalam industri otomotif. Selain itu, PT Garuda Makmur Motor, milik Probosutedjo, mulai memproduksi mobil Mini Transportasi Rakyat (Mitra) yang kemudian berganti nama menjadi Mobil Rakyat Indonesia (Morina). Namun, produksi mobil ini berhenti pada 1980.
Menjelang akhir pemerintahannya, Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. Aturan ini menetapkan bahwa mobil nasional harus memiliki merek sendiri, diproduksi di dalam negeri, dan menggunakan komponen lokal. Untuk mendukungnya, diterbitkan pula Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1996.
Pada saat itu, putra Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, mendirikan PT Timor Putra Nasional dan meluncurkan mobil bermerek Timor sebagai mobil nasional.
Kemudian, di era pemerintahan Joko Widodo (2014–2024), ide serupa kembali muncul. Jokowi sempat mendorong Esemka—yang diproduksi PT Solo Manufaktur Kreasi—untuk menjadi mobil nasional. Proyek Esemka sendiri merupakan bagian dari janji kampanye Jokowi pada Pilpres 2014.














