• Kontak Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Metapos
  • Home
  • Nasional
  • Ekbis
  • Lifestyle
  • Makro
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Galeri
  • Vidio
  • Komunitas
No Result
View All Result
Metapos
  • Home
  • Nasional
  • Ekbis
  • Lifestyle
  • Makro
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Galeri
  • Vidio
  • Komunitas
No Result
View All Result
Metapos
No Result
View All Result
Home Ekbis

Luas KEK Indonesia Masih Kalah dari Malaysia dan Vietnam

Afizahri by Afizahri
11 September 2025
in Ekbis
Luas KEK Indonesia Masih Kalah dari Malaysia dan Vietnam
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, Metapos.id – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dikembangkan pemerintah masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia hingga Vietnam. Mulai dari capaian investasi maupun luasan wilayah.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, luas 25 KEK Indonesia hingga semester I-2025 mencapai 23.797 hektare (ha). Jumlah tersebut masih kalah dibanding dengan negara tetangga Thailand yang tercatat mencapai 622.000 ha dari 10 KEK.

Kemudian, Malaysia tercatat memiliki luas 2,14 juta ha dari 6 KEK. Sementara Vietnam 1,62 juta ha dari 4 KEK, Filipina 70.476 ha dari 419 KEK, serta India 39.205 ha dari 365 KEK.

“Luasan area (KEK di Indonesia) jauh dibandingkan Malaysia, Thailand lebih dari 600.000 ha. Bahkan dari Filipina, dan India masih kalah,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam konferensi pers, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 9 September.

Selain itu, kata dia, negara-negara kompetitor Indonesia itu juga menawarkan insentif fiskal dan non fiskal yang menarik di kawasan KEK-nya. Seperti Thailand, menawarkan penurunan tarif pajak penghasilan badan (CIT) 20 persen Berdasarkan usahanya, Insentif pajak untuk usaha pendukung industri 4.0, hingga Penurunan pajak investasi sebesar 70 sampai 100 persen selama lima hingga 10 tahun.

Sementara, Malaysia menawarkan pengurangan pajak investasi sebesar 70 hingga 100 persen selama lima tahun. Kemudian, memberi insentif reinvestasi 60 persen hingga 10 tahun berturut-turut. Selain itu, KEK Malaysia juga menawarkan insentif khusus untuk sektor strategis seperti manufaktur hingga industri hijau.

Sedangkan, KEK Vietnam menawarkan pengurangan pajak penghasilan badan sebesar 10 persen untuk proyek investasi besar. Kemudian, pembebasan pajak 50 persen hingga 4 tahun, diskon pajak untuk 9 tahun berikutnya hingga pembebasan bea impor dan masuk.

KEK Filipina menawarkan perusahaan ekspor penghapus pajak penghasilan empat sampai tujuh tahun dan bisa diperpanjang. Kemudian pengurangan pajak tambahan hingga 10 tahun (pelatihan, riset, dan bahan baku). Serta, pengurangan pajak tambahan selama 5 tahun.

Lalu, KEK di India menawarkan insentif untuk perusaan ekspor berupa penghapusan pajak penghasilan empat sampai tujuh tahun dan tarif pajak penghasilan badan khusus (diskon 5 persen) atau pengurangan pajak tambahan selama 5 tahun.

Meski begitu, Susiwijono mengatakan potensi pengembangan KEK di Indonesia masih sangat besar. Termasuk juga insentif untuk menarik lebih banyak investor masuk.

“Kalau kita lihat, potensi pengembangan KEK masih sangat besar. Jadi kita simpulkan 25 KEK kita dibanding negara di ASEAN atau India kita masih sangat kecil dan insentif perlu banyak area yang dikembangkan untuk menarik investor,” katanya.

Adapun 25 KEK yang sudah beroperasi saat ini tersebar dari Aceh hingga Papua, di mana sebanyak 7 KEK ada di Pulau Jawa dan 18 lainnya tersebar di luar Jawa.

Dari 25 KEK yang sudah beroperasi saat ini, 13 KEK di antaranya bergerak di sektor industri dan 12 KEK lainnya di sektor jasa.

“Ini bagus karena KEK yang terus dikembangkan ini tidak hanya berpusat di Pulau Jawa saja, tetapi menyebar,” ucapnya.

Sekadar informasi, pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat realisasi investasi kinerja 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencapai sebesar Rp294,4 triliun. Dimana penyerapan tenaga kerja pada proyek ini mencapai 187.376 orang.

Sementara, realisasi investasi di kawasan KEK sepanjang semester I-2025 mencapai Rp40,48 triliun. Angka tersebut setara dengan 48,2 persen dari target investasi tahun ini sebesar Rp84,1 triliun.

Sepanjang semester I-2025, 25 KEK yang telah beroperasi ini menyerap 28.094 orang dengan melibatkan 65 pelaku usaha. Angka tersebut setara 56,4 persen dari target penyerapan tenaga kerja sepanjang tahun 49.779 orang.

Download Nulled WordPress Themes
Download WordPress Themes
Free Download WordPress Themes
Download Nulled WordPress Themes
free download udemy course
download lava firmware
Premium WordPress Themes Download
udemy paid course free download
Tags: Luas kekMalaysiaMetapos.idVietnam
Afizahri

Afizahri

Related Posts

Mulai Juni 2023 LRT Jabodebek Bakal Beroperasi

LRT Jabodebek Layani 2,5 Juta Pengguna di Agustus 2025

by Aulia Fitrie
11 September 2025
0

Jakarta, Metapos.id - LRT Jabodebek telah melayani sebanyak 2.547.972 pengguna sepanjang Agustus 2025. Angka tersebut meningkat 28,2 persen dibandingkan bulan...

Stok Beras Menipis, RI Bakal Buka Keran Impor?

Bulog Sebut Penyaluran Bantuan Pangan Beras Telah Mencapai 99,29 Persen

by Rahmat Herlambang
11 September 2025
0

Jakarta, Metapos.id - Perum Bulog telah merealisasikan penyaluran bantuan pangan beras untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025 sebesar 363.000...

Menkeu Purbaya: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi jadi Motor Ekonomi 2026

Menkeu Purbaya: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi jadi Motor Ekonomi 2026

by Aulia Fitrie
11 September 2025
0

Jakarta,Metapos.id – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 mencapai 5,4 persen, dengan konsumsi rumah...

Investasi KEK Mencapai Rp294,4 Triliun, Mampu Serap 187.376 Tenaga Kerja

Investasi KEK Mencapai Rp294,4 Triliun, Mampu Serap 187.376 Tenaga Kerja

by Afizahri
11 September 2025
0

Jakarta, Metapos.id - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi investasi kinerja 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencapai sebesar...

Next Post
Mulai Juni 2023 LRT Jabodebek Bakal Beroperasi

LRT Jabodebek Layani 2,5 Juta Pengguna di Agustus 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended.

GoTo Resmi Menjadi Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia

GoTo Resmi Menjadi Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia

11 April 2022
PLN Berhasil Menghubungkan 10 km Jalan di Sulawesi Berkat Pengolahan FABA

PLN Dapat Kucuran Dana dari China Development Bank

19 October 2023

Trending.

Mulai 17 Agustus, Transaksi Digital Akan Terhubung ke NIK dan Terpantau oleh Sistem Pajak Nasional

Mulai 17 Agustus, Transaksi Digital Akan Terhubung ke NIK dan Terpantau oleh Sistem Pajak Nasional

1 August 2025
Laba MRT Jakarta di 2024 Turun 50,98 Persen

Laba MRT Jakarta di 2024 Turun 50,98 Persen

30 May 2025
Affan Kurniawan: Driver Ojol Tewas Usai Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan

Affan Kurniawan: Driver Ojol Tewas Usai Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan

29 August 2025
Benarkah WhatsApp Call Akan Kena Tarif Premium? Ini Faktanya

Benarkah WhatsApp Call Akan Kena Tarif Premium? Ini Faktanya

5 August 2025
Bos Danantara: 52% BUMN Merugi, RI Rugi Rp 50 T per Tahun

Bos Danantara: 52% BUMN Merugi, RI Rugi Rp 50 T per Tahun

19 August 2025
Metapos Media

© 2022 Metapos Media

Navigasi

  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Ekbis
  • Lifestyle
  • Makro
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Galeri
  • Vidio
  • Komunitas

© 2022 Metapos Media