Jakarta, Metapos.id – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) bakal berinvestasi pada proyek pabrik soda api dan Etilen Diklorida yang digarap anak usaha Chandra Asri Group.
Adapun nilai investasi bersama untuk proyek tersebut mencapai 800 juta dolar Amerika Serikat (AS), atau setara dengan Rp13,03 triliun (kurs Rp16.291 per dolar AS).
Pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) itu sudah dimulai sejak tahun lalu. Pembangunan pabrik yang dikelola PT Chandra Asri Alkali (CAA) tersebut masih dalam tahap pertama, memiliki kapasitas produksi 400.000 ton soda kaustik padat per tahun setara dengan 827.000 ton dalam bentuk cair, dan 500.000 ton Etilen Diklorida.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir mengatakan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional, kolaborasi ini mendukung industri yang dapat ditingkatkan skalanya dan dapat mengurangi impor dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
“Industrialisasi hilir merupakan inti dari transformasi ekonomi Indonesia dan menawarkan peluang besar bagi investor yang berwawasan ke depan,” kata dalam keterangan resmi, Selasa, 17 Juni.
Lebih lanjut, Pandu bilang investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan impor pada produk-produk penting seperti soda api dan Etilen Diklorida.
“Di Danantara Indonesia, kami menyambut mitra global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi dalam ekonomi Asia yang dinamis,” ucapnya.
Senada, Chief Executive Officer INA, Ridha Wirakusumah mengatakan hadirnya pabrik CA-EDC tersebut juga akan mengurangi ketergantungan impor soda api dan Etilen Diklorida, dengan proyeksi penghematan hingga Rp4,9 triliun per tahun.
“Dengan menggabungkan kekuatan investor institusional dengan kekuatan pemimpin industri, kami tidak hanya menangani keamanan pasokan yang strategis tetapi juga membangun fondasi untuk pertumbuhan industri jangka panjang dan terukur yang memperkuat daya saing dan ketahanan Indonesia dalam ekonomi global,” kata Ridha.
Tak hanya itu, produksi Ethylene Dichloride dari pabrik tersebut juga akan diekspor, sehingga menghasilkan potensi devisa hingga Rp5 triliun per tahunnya.
Selain manfaat ekonomi, Pabrik CA-EDC akan memungkinkan produksi domestik untuk berbagai input penting bagi industri seperti pengolahan air, pembuatan sabun dan deterjen, pemurnian alumina, dan pengolahan nikel.