Metapos.id, Jakarta – Setelah tidak beroperasi sejak 2012, Planetarium dan Observatorium Jakarta yang berada di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, kembali melayani masyarakat. Pembukaan kembali wahana edukasi antariksa ini mendapat respons positif dari publik, terutama pelajar dan keluarga yang memanfaatkan masa libur akhir tahun.
Peresmian operasional Planetarium Jakarta dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, pada 23 Desember 2025. Dalam kesempatan tersebut, pengelola menghadirkan sejumlah pembaruan, mulai dari peningkatan sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi pertunjukan terkini, hingga pengembangan materi edukasi astronomi yang dirancang lebih interaktif dan modern.
Minat Tinggi pada Pertunjukan Teater Bintang
Sejak resmi dibuka untuk pengunjung pada 25 Desember 2025, Planetarium Jakarta langsung menjadi tujuan favorit masyarakat. Pertunjukan simulasi langit dan objek antariksa yang disajikan di Teater Bintang menarik minat besar pengunjung. Tiket pertunjukan dilaporkan habis terjual dalam waktu kurang dari tiga menit di setiap sesi, seiring keterbatasan kapasitas teater yang hanya menampung sekitar 200 penonton.
Sistem Penjualan Tiket Disesuaikan
Lonjakan jumlah pengunjung sempat menimbulkan antrean panjang di area Planetarium. Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan penjualan tiket dengan pembagian 50 persen secara daring dan 50 persen secara langsung di lokasi, guna memberikan kesempatan yang lebih merata bagi masyarakat.
Gubernur Pramono Anung menegaskan bahwa pengelolaan tiket dilakukan secara terbuka dan tertib. Ia juga memastikan tidak ada praktik percaloan, serta meminta pengelola melakukan pengawasan ketat agar harga tiket tetap sesuai ketentuan yang berlaku.
Pelajar Dapat Akses Gratis
Sebagai bagian dari upaya mendukung dunia pendidikan, Planetarium Jakarta memberikan akses gratis bagi pelajar, baik dari wilayah Jakarta maupun luar daerah, selama tiga bulan pertama sejak dibuka kembali. Program ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran di luar kelas sekaligus meningkatkan minat generasi muda terhadap sains dan astronomi.














