Metapos.id, Jakarta – Sepanjang 2025, perekonomian Indonesia bergerak di tengah tekanan global yang cukup berat. Ketidakpastian ekonomi dunia, eskalasi konflik geopolitik, hingga kebijakan tarif dari Amerika Serikat sempat memicu kekhawatiran pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Tekanan tersebut paling terasa di awal tahun. Pada kuartal I-2025, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara tahunan tercatat sebesar 4,87 persen, berada di bawah level psikologis 5 persen. Perlambatan ini dipengaruhi oleh penyesuaian pola konsumsi masyarakat, melemahnya ekspor, serta meningkatnya ketidakpastian global.
Situasi menjadi semakin menantang pada April 2025 ketika Presiden Amerika Serikat mengumumkan kebijakan tarif resiprokal. Kebijakan tersebut memperburuk sentimen pasar dan menimbulkan kekhawatiran terhadap gangguan perdagangan global. Sejumlah lembaga internasional bahkan menyoroti potensi perlambatan ekonomi yang lebih dalam.
Namun demikian, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup solid. Pada kuartal II-2025, pertumbuhan PDB meningkat signifikan menjadi 5,12 persen secara tahunan, melampaui perkiraan pasar yang berada di kisaran 4,7–4,9 persen. Kinerja ini ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga serta peningkatan aktivitas investasi.
Tren positif tersebut berlanjut pada kuartal berikutnya. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 November 2025, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tetap tumbuh stabil sebesar 5,04 persen secara tahunan. Capaian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional mampu bertahan di atas 5 persen meskipun tekanan global masih berlanjut.
Secara kuartalan, PDB Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,98 persen dibanding kuartal sebelumnya. Penurunan ini merupakan pola musiman yang umum terjadi pasca libur akhir tahun. Pemulihan berlangsung cepat pada kuartal II-2025 dengan pertumbuhan 4,04 persen secara kuartalan, didorong oleh peningkatan konsumsi, investasi, serta mobilitas masyarakat.
Memasuki kuartal III-2025, pertumbuhan ekonomi tetap berada di jalur positif meski melambat menjadi 1,43 persen secara kuartalan. Hal ini menandakan ekspansi ekonomi masih terjaga meskipun tidak sekuat kuartal sebelumnya.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Konsumsi rumah tangga tumbuh stabil mendekati 5 persen secara tahunan selama tiga kuartal pertama 2025, dengan kontribusi sekitar 53 persen terhadap PDB.
Sementara itu, PMTB menunjukkan kinerja yang lebih dinamis. Setelah tumbuh 2,12 persen pada kuartal I-2025, investasi melonjak menjadi 6,99 persen pada kuartal II-2025 dan tetap kuat sebesar 5,04 persen pada kuartal III-2025. Dengan kontribusi sekitar 27–29 persen terhadap PDB, investasi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun.
Berdasarkan lapangan usaha, sektor-sektor strategis seperti Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, Konstruksi, serta Pertambangan dan Penggalian menjadi penopang utama ekonomi nasional. Sektor pertanian mencatat perbaikan pada kuartal III-2025 dengan pertumbuhan 4,93 persen secara tahunan. Industri pengolahan tetap menjadi kontributor terbesar dengan pertumbuhan 5,54 persen, sementara sektor konstruksi tumbuh 4,20 persen.
Secara keseluruhan, meskipun sempat diliputi tekanan dan kekhawatiran akibat dinamika global, perekonomian Indonesia sepanjang 2025 terbukti cukup resilien dan mampu menjaga pertumbuhan yang relatif stabil di atas 5 persen.














