Metapos.id, Jakarta, 8 November 2025 — Harga emas dunia di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange menembus level psikologis 4.000 Dolar AS per ons pada akhir pekan ini. Kenaikan tajam tersebut didorong oleh melemahnya Dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian akibat potensi penutupan pemerintahan (shutdown) di Amerika Serikat.
Di pasar spot, harga emas naik 0,7 persen menjadi 4.005,21 Dolar AS per ons, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat 0,5 persen ke level 4.009,80 Dolar AS per ons.
Pelemahan Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama membuat emas yang diperdagangkan dalam Dolar menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut.
Sementara itu, indeks utama Wall Street mengalami tren penurunan mingguan terbesar, dipicu kekhawatiran bahwa reli besar saham-saham teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) tidak akan bertahan lama. Kondisi ini mendorong investor beralih ke emas sebagai aset safe haven untuk melindungi nilai kekayaan mereka.
Potensi penutupan pemerintahan AS juga menunda rilis data ketenagakerjaan resmi. Sebagai gantinya, pasar mencermati data sektor swasta yang menunjukkan adanya penurunan lapangan kerja pada Oktober. Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga. Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 66 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin pada Desember 2025.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan. Harga perak spot naik 0,9 persen menjadi 48,41 Dolar AS per ons, platinum menguat 0,1 persen ke 1.543,00 Dolar AS, dan paladium melonjak 1,5 persen menjadi 1.395,49 Dolar AS per ons.
Namun, di sisi lain, permintaan emas fisik di India masih lemah. Volatilitas harga membuat pembeli menahan diri, sehingga para pedagang harus menawarkan diskon besar guna menarik minat konsumen.














