Jakarta, Metapos.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan telah mengirimkan tim ke Angola, Afrika Tengah dan Amerika Serikat. Hal ini menyusul rencana pemerintah yang akan membangun kilang (refinery) dan penyimpanan minyak (oil storage) berkapasitas 1 juta barel.
Bahlil mengatakan, dirinya mengutus tim yang beranggotakan SKK Migas, Pertamina, Lemigas, serta Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM .
“Tim kita dari Angola sudah balik, yang dari Amerika, yang di bawa itu timnya dari SKK Migas, kemudian dari Pertamina, dari Lemigas, dari Ditjen Migas,” ujar Bahlil yang dikutip Rabu, 23 Juli.
Bahlil mengatakan, tim yang diutus ini ditugaskan untuk memetakan sebaran wilayah yang bisa digunakan sebagai lokasi penyimpanan minyak demi menjaga ketahanan energi Indonesia selama 21 hari.
Kedua proyek ini, kata Bahlil, masuk dalam 18 dokumen pre-feasibility study (FS) yang diserahkan ke Danantara untuk kemudian dikaji dan dibiayai.
Dalam dokumen tersebut, storage dan refinery menelan investasi setidaknya Rp72 triliun dan Rp160 triliun. Sementara lokasinya tersebar dari ujung barat Indonesia sampai ke Timur. Kedua proyek fantastis ini akan dibangun di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak.
“Dengan sinergi antara Satgas dan Danantara, proyek yang hari ini masih menjadi rencana Insya Allah akan menjadi realita,” tandas Bahlil.