Jakarta, Metapos.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli membantah pelaksanaan job fair hanya bersifat formalitas. Menurutnya, hal tersebut muncul karena isu yang tidak berdasar kerap viral di masyarakat.
“Kalau ada sesuatu isu yang aneh itu viral. Percaya nggak kami kemarin mengundang 102 perusahaan semuanya formalitas? Percaya? Percaya gak formalitas? Enggak ya,” ujarnya kepada awak media saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu, 4 Juni.
Sejatinya, kata dia, penyelenggaraan job fair memang tidak harus sering diadakan karena tujuannya bukan semata-mata membuka lowongan kerja. Namun ia menegaskan jika Naker Fest merupakan bentuk job fair yang lebih luas cakupannya.
Selain menghadirkan perusahaan penyedia lowongan, Naker Fest disebut menyediakan layanan konsultasi karier, akses informasi pelatihan melalui balai latihan kerja, serta kegiatan edukatif seperti talk show dan kisah wirausaha sukses.
“Memang job fair itu tidak perlu sering-sering. Kami kemarin mengatakan bahwa kita melaksanakan job fair itu namanya Naker Fest. Jadi tidak hanya acara yang sifatnya itu ini kita undang perusahaan, kemudian mereka membuka lowongan. Tentu saja tidak,” terang dia.
Di sisi lain, dirinya juga tidak sepenuhnya menepis kemungkinan adanya perusahaan yang mengikuti job fair hanya sebagai formalitas. Namun, menurutnya upaya yang dibangun pemerintah mendapat apresiasi dari banyak perusahaan.
“Apakah kemudian ada perusahaan yang formalitas? Saya juga tidak bisa mengatakan tidak. Tapi saya yakin apa yang kita bangun sekarang tentu diapresiasi oleh perusahaan,” tandas dia.