Jakarta, Metapos.id – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia menilai, postur RAPBN 2026 yang berfokus pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat memperdalam kontraksi pertumbuhan sejumlah sektor industri, salah satunya perhotelan.
Peneliti Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono menjelaskan anggaran pemerintah saat ini banyak dialihkan untuk mendukung proyek MBG, seperti sektor pertanian dan jasa makanan-minuman.
Efisiensi belanja pemerintah pusat yang dicanangkan berlanjut pada 2026 juga menjadi faktor penguat pandangan tersebut.
“Uang sudah ditarik dari sektor-sektor seperti konstruksi dan perhotelan, karena orang nggak boleh lagi perjalanan dinas, infrastruktur juga sudah berkurang. Jadi, sektor konstruksi dan perhotelan ini terkontraksi,” ujar Riandy dalam media briefing bertajuk RAPBN 2026: Menimbang Janji Politik di Tengah Keterbatasan Fiskal, dipantau secara daring, Senin, 18 Agustus.
Menurut Riandy, kontribusi sektor konstruksi dan perhotelan terhadap pertumbuhan ekonomi Tanah Air saat ini juga telah menurun.
Berdasarkan data yang ditampilkan, sektor perhotelan menyumbang sekitar 0,215 persen terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024, kemudian melandai 0,003 persen pada kuartal II-2025.
Sebaliknya, jasa makanan dan minuman menunjukkan pertumbuhan sepanjang tahun berjalan dan dapat berlanjut dengan catatan masalah disbursement alias pencairan MBG dapat diatasi.
Dia menjelaskan, saat ini disbursement anggaran MBG baru sebesar Rp8 triliun dari alokasi Rp71 triliun pada 2025. Menurut Riandy, untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, pemerintah perlu mengalokasikannya kembali untuk sektor perhotelan.
“Di saat ekonomi sulit, yang penting uangnya mengucur ke bawah. Ini paling penting, karena kami ingin menolong rakyat. Bukan menahan-nahan uangnya ada di kantong pemerintah. Buat apa kami tahan-tahan di saat waktu sulit seperti ini,” jelas Riandy.
Adapun per Juli 2025, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyerap anggaran sebesar Rp7,9 triliun dari APBN.
Besaran anggaran yang diserap akan terus meningkat. Pasalnya, jumlah anggaran yang terserap ditargetkan mencapai Rp59 triliun pada November mendatang.