Metapos.id, Jakarta – Upaya pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih terus dilakukan pada hari kelima, Senin (17/11/2025). Dari total 20 korban, tujuh orang masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan hingga siang hari.
Kepala Kantor SAR Cilacap, M. Abdullah, menjelaskan bahwa operasi SAR gabungan sudah dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Tim yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BNPB, BPBD, dan berbagai unsur relawan menerapkan lima metode pencarian untuk memaksimalkan proses evakuasi.
Menurut Abdullah, metode tersebut mencakup penggunaan drone, anjing pelacak (K9), alat berat, pompa air atau alkon, serta peralatan ekstrikasi baik manual maupun modern.
Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, menjelaskan bahwa metode pertama adalah asesmen udara menggunakan drone untuk memetakan area terdampak dan memastikan tidak ada potensi longsor susulan.
Metode kedua, penggunaan K9, dilakukan untuk menelusuri titik-titik yang dicurigai terdapat korban.
Metode ketiga adalah pengerahan alat berat. Hingga hari kelima, sebanyak 25 unit alat berat telah ditempatkan di empat lokasi kerja untuk mempercepat proses penggalian.
Metode keempat memanfaatkan alkon, terutama pada area yang tidak bisa dijangkau alat berat. Tekanan air dari alkon membantu menggerus material tanah.
Metode kelima adalah penggunaan peralatan ekstrikasi, seperti pemotong beton, pemotong besi, gergaji kayu, serta peralatan manual seperti cangkul dan sekop. Peralatan ini digunakan untuk area sempit yang tidak memungkinkan penggunaan alat berat.
Bencana longsor yang terjadi pada Kamis malam (13/11) tersebut melanda dua dusun, yakni Tarukahan dan Cibuyut. Hingga Senin siang, 16 korban ditemukan meninggal dunia, sementara tujuh korban lain masih dalam proses pencarian oleh Tim SAR Gabungan.














