Metapos.id, Jakarta – Amerika Serikat menyerukan upaya deeskalasi konflik di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja. Seruan tersebut mencakup penarikan persenjataan berat, penghentian pemasangan ranjau darat, serta pelaksanaan menyeluruh Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur.
Pemerintah Thailand menyatakan komitmennya untuk mengupayakan gencatan senjata dan siap terlibat secara aktif dalam pertemuan ASEAN yang akan digelar di Kuala Lumpur. Sementara itu, Kamboja menegaskan bahwa penyelesaian konflik harus dilakukan melalui dialog dan pendekatan diplomasi damai.
Konflik antara kedua negara dipicu oleh sengketa wilayah di sepanjang garis perbatasan bersama. Ketegangan kembali meningkat sejak 8 Desember, setelah bentrokan perbatasan mengakibatkan dua tentara Thailand mengalami luka-luka. Pasca insiden tersebut, Thailand melancarkan serangan udara, yang kemudian dibalas Kamboja dengan tembakan roket.
Dalam sepekan terakhir, pertempuran di kawasan perbatasan telah menewaskan lebih dari dua puluh orang dari kedua belah pihak. Selain korban jiwa, meningkatnya kekerasan juga memaksa lebih dari setengah juta warga meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Ketegangan semakin diperparah oleh saling tuding pelanggaran gencatan senjata, khususnya terkait penggunaan ranjau darat. Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau baru yang melukai prajuritnya. Namun, pihak Kamboja membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa ranjau yang ditemukan merupakan peninggalan konflik lama.
Melalui pertemuan di Kuala Lumpur, ASEAN diharapkan dapat berperan aktif dalam meredam eskalasi konflik serta mendorong Thailand dan Kamboja kembali menempuh jalur perundingan demi tercapainya perdamaian yang berkelanjutan.














