Metapos.id, Jakarta – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal di Indonesia telah menembus angka 20 juta Single Investor Identification (SID). Hingga 19 Desember 2025, total SID tercatat sebanyak 20.129.679.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat menyampaikan bahwa sepanjang 2025 terjadi pertumbuhan signifikan jumlah investor, yakni sekitar 35 persen secara year-to-date dibandingkan posisi akhir 2024 yang berjumlah 14.871.659 SID. Capaian tersebut disampaikan dalam acara media luncheon peringatan HUT ke-28 KSEI di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Dari sisi demografi, investor pasar modal masih didominasi oleh generasi muda. Sebanyak 54,23 persen investor tercatat berusia di bawah 30 tahun. Kelompok usia 31–40 tahun berada di posisi kedua dengan porsi 24,88 persen, disusul investor berusia 41–50 tahun sebesar 12,31 persen.
Sementara itu, investor berusia 51–60 tahun tercatat sebesar 5,69 persen dan investor berusia di atas 60 tahun mencapai 2,89 persen dari total keseluruhan.
Jika dilihat dari kepemilikan aset, kelompok usia di atas 60 tahun justru menguasai nilai aset terbesar di pasar modal dengan total mencapai Rp1.104,30 triliun. Investor usia 51–60 tahun memiliki aset senilai Rp320,50 triliun, sedangkan kelompok usia 41–50 tahun menguasai aset sebesar Rp212,59 triliun.
Investor berusia 31–40 tahun tercatat memiliki aset senilai Rp262,89 triliun, sementara investor di bawah 30 tahun memiliki aset pasar modal sebesar Rp60,03 triliun.
Dari sisi wilayah, mayoritas investor pasar modal berada di Pulau Jawa dengan proporsi 68,91 persen dari total investor dan menguasai aset senilai Rp6.400,59 triliun atau sekitar 94,42 persen dari total aset nasional.
Pulau Sumatera menempati posisi berikutnya dengan 16,29 persen investor dan total aset Rp135,57 triliun. Selanjutnya, investor di Kalimantan tercatat sebesar 4,99 persen dengan aset Rp183,19 triliun, serta Sulawesi sebesar 5,31 persen dengan aset Rp23,18 triliun.
Adapun wilayah Bali, NTB, dan NTT mencatat 3,51 persen investor dengan total aset Rp26,21 triliun. Sementara Maluku dan Papua menyumbang 0,99 persen investor dengan nilai aset Rp6,67 triliun.
KSEI menilai peningkatan jumlah investor ini mencerminkan semakin luasnya partisipasi masyarakat dalam pasar modal Indonesia, seiring meningkatnya literasi dan inklusi keuangan nasional.













