Metapos.id, Jakarta – Kebutuhan tenaga profesional di bidang radiologi terus meningkat, sementara akses ke pelatihan komprehensif yang mengutamakan praktik langsung masih belum merata di Indonesia. Untuk menjawab tantangan tersebut, Fujifilm Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas tenaga kesehatan melalui kerja sama strategis antara Fujifilm Asia Pacific Healthcare Learning Academy (FAHLA) dan Universitas Airlangga (UNAIR). Kolaborasi ini diperkuat dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) yang digelar pada Jumat (28/11).
Inisiatif ini menjadi lanjutan dari pembangunan Radiology Learning Centre UNAIR yang diresmikan pada 2023—sebuah fasilitas yang didedikasikan untuk memperkuat ekosistem pembelajaran radiologi serta memperluas akses pendidikan berbasis teknologi di Tanah Air.
Fokus utama dari kolaborasi FAHLA–UNAIR ini adalah pengembangan kemampuan lanjutan di bidang pemrosesan citra, rekonstruksi, serta optimalisasi protokol untuk aplikasi klinis CT dan MRI. Pelatihan berlangsung secara luring pada 27 November–2 Desember 2025 di Kampus B UNAIR, menggunakan metode pembelajaran langsung, termasuk penyampaian materi dan demonstrasi praktik.
Masato Yamamoto, President Director Fujifilm Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan, “Kami percaya bahwa teknologi saja tidak cukup. Dibutuhkan penguasaan ilmu serta keterampilan yang kuat untuk mampu menghadapi perkembangan dunia medis. Karena itu, kami bangga bisa mendukung kolaborasi FAHLA dan UNAIR dalam memperluas akses pendidikan radiologi berbasis kompetensi.”
Program pelatihan dibagi dua tingkatan: Level 1 (Seminar/Lecture) yang mengulas dasar-dasar CT dan MRI, serta Level 2 (Advanced Medical Imaging Course) yang mengutamakan hands-on training pada teknologi CT-Scan dan MRI. Peserta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari dokter spesialis radiologi, radiografer, fisikawan medis, tenaga teknik biomedis, akademisi, mahasiswa, hingga perwakilan manajemen rumah sakit.
Dengan dukungan pengajar profesional dan pakar akademik, kegiatan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi peningkatan kompetensi tenaga medis Indonesia. Model pembelajaran berbasis kompetensi dipilih untuk memastikan peserta memperoleh pengalaman yang aplikatif dan relevan di lapangan, selaras dengan visi UNAIR sebagai perguruan tinggi bereputasi global.
“Kami berharap program ini mampu memberikan kontribusi langsung dalam memperkuat layanan kesehatan sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan,” lanjut Yamamoto.
Melalui program ini, Fujifilm Indonesia kembali menegaskan konsistensinya dalam mendorong pemanfaatan teknologi, pengembangan kapasitas tenaga kesehatan, serta peningkatan kualitas layanan medis nasional. Kolaborasi ini bukan hanya menghadirkan nilai bagi masyarakat, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung transformasi sektor kesehatan Indonesia menuju sistem yang lebih modern, inklusif, dan berdaya saing tinggi.













