Metapos.id, Jakarta – Terbatasnya akses menuju wilayah terdampak banjir dan longsor di sejumlah daerah di Sumatera masih menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan. Kondisi ini berdampak langsung pada pemenuhan kebutuhan pangan di lokasi pengungsian, terutama bagi bayi dan balita.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan sedikitnya 13 anak mengalami stunting pascabencana banjir dan longsor di wilayah tersebut. Temuan ini menjadi peringatan serius terhadap kondisi gizi anak-anak di pengungsian yang membutuhkan penanganan segera.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Neng Eem Marhamah Zulfa, meminta pemerintah segera mengambil langkah darurat untuk mencegah bertambahnya kasus stunting di daerah terdampak bencana. Ia menilai jumlah kasus yang terdata berpotensi lebih kecil dibandingkan kondisi riil di lapangan.
“Anak-anak terdampak bencana yang mengalami stunting harus segera ditangani secara cepat dan menyeluruh. Ini bisa menjadi fenomena gunung es jika tidak ditangani dengan serius,” ujar Neng Eem kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/12/2025).
Menurutnya, stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan jangka pendek, tetapi juga memengaruhi tumbuh kembang anak, tingkat kecerdasan, serta kualitas sumber daya manusia di masa depan. Padahal, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
Ia menegaskan anak-anak merupakan kelompok paling rentan dalam situasi bencana, sehingga pemenuhan kebutuhan dasar harus menjadi prioritas utama. “Bantuan makanan khusus untuk bayi dan balita di pengungsian harus segera disalurkan. Kebutuhan gizi anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa,” katanya.
Selain bantuan pangan bergizi, Neng Eem juga mendorong penguatan layanan kesehatan anak di lokasi pengungsian, termasuk pemantauan status gizi secara rutin, pendampingan bagi ibu, serta ketersediaan tenaga medis dan ahli gizi.
“Penanganan stunting dalam situasi bencana harus dilakukan secara terpadu, mulai dari pemenuhan gizi, layanan kesehatan, hingga perlindungan anak. Negara tidak boleh abai terhadap masa depan anak-anak,” pungkasnya.













