Metapos.id, Jakarta – Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dony Oskaria, mengungkapkan lebih dari separuh BUMN di Indonesia masih merugi dan membebani negara hingga Rp 50 triliun per tahun.
Dony, yang juga menjabat Wakil Menteri BUMN, menjelaskan saat ini terdapat 1.046 perusahaan BUMN termasuk anak dan cucu usaha. Namun, 97% dividen hanya berasal dari delapan perusahaan saja.
“Sekitar 52% BUMN itu rugi, dan total kerugian akibat inefisiensi pengelolaan mencapai Rp 50 triliun setiap tahun,” ujarnya.
Menurutnya, banyak BUMN kecil yang tumpang tindih, seperti 18 perusahaan logistik hingga 15 perusahaan asuransi, tapi kontribusinya minim. Karena itu, Danantara melakukan business review untuk memetakan perusahaan yang sehat dan yang perlu dikonsolidasikan.
“Ke depan, BUMN-BUMN kecil yang tidak berdaya saing akan dilebur menjadi satu badan. Misalnya satu perusahaan logistik berskala besar, sangat kompetitif, dengan model bisnis dan pendapatan yang lebih jelas,” jelasnya.
Dony menargetkan jumlah BUMN dipangkas drastis dari 1.046 perusahaan menjadi hanya 228 perusahaan. “228 perusahaan ini nantinya harus scalable, kompetitif, dengan business model yang proper, revenue stream yang proper, dan dikelola secara transparan,” tegasnya.