Jakarta, Metapos.id – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa merupakan keputusan strategis dan aksi korporasi penting yang umumnya hanya dilakukan sekali sepanjang usia sebuah perusahaan.
“Sehingga BEI sangat menghargai perusahaan yang mempersiapkan sebaik dan optimal mungkin untuk menjadi perusahaan terbuka,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu, 2 Juli.
Menurutnya, keberhasilan penawaran umum perdana saham (IPO) tidak hanya ditentukan oleh struktur IPO dan momentum pasar, tetapi juga sangat bergantung pada kesiapan internal perusahaan.
Ia menambahkan bahwa kesiapan tersebut mencakup kinerja keuangan, tata kelola perusahaan, kualitas manajemen, serta kemampuan menyampaikan equity story yang kuat.
“Kami mendorong perusahaan untuk memiliki kesiapan IPO yang baik untuk kesuksesan baik pada saat IPO dan juga setelah IPO, meski persiapan ini membutuhkan waktu yang sedikit lebih panjang,” jelasnya.
Nyoman menyampaikan proses evaluasi dokumen pendaftaran pencatatan efek di BEI dilakukan secara konsisten dan mengacu pada standar evaluasi serta regulasi yang berlaku.
Menurutnya, evaluasi ini menekankan pada pemenuhan persyaratan formal dan non-formal, seperti keberlangsungan usaha (going concern), kualitas manajemen, serta aspek lainnya yang menjadi indikator kelayakan perusahaan untuk tercatat di Bursa.
Ia menambahkan sebagai bagian dari strategi untuk menjaring lebih banyak perusahaan yang melakukan IPO, BEI secara aktif melaksanakan kegiatan edukasi dan pengembangan berkelanjutan untuk memastikan seluruh pemangku kepentingan memahami proses dan kesiapan yang dibutuhkan dalam IPO.
Nyoman menyampaikan melalui unit kerja khusus, BEI juga memberikan pendampingan kepada perusahaan-perusahaan, termasuk yang memiliki aset besar baik swasta, BUMN, maupun BUMD.
“Pendampingan dilakukan melalui berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan profesi penunjang pasar modal,” tuturnya.
Nyoman berharap inisiatif ini dapat mempermudah akses perusahaan terhadap ekosistem pasar modal dan mempercepat proses transformasi menuju perusahaan terbuka.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa BEI saat ini tengah menyusun kajian strategis terkait IPO yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai narasumber dan kajian ini melibatkan grup usaha besar, perusahaan potensial IPO, investor institusi dan ritel, serta lembaga pemerintah.
“Kajian ini bertujuan untuk memahami minat perusahaan berskala besar terhadap IPO, menggali tantangan dan ekspektasi pelaku usaha, serta menyusun rekomendasi terkait perbaikan regulasi dan penguatan infrastruktur pasar,” pungkasnya.