Jakarta, Metapos.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih melakukan negosiasi dengan Singapura terkait ekspor listrik hijau.
Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, negosiasi ini hampir rampung dilakukan dan akan diumumkan dalam waktu dekat.
“Dalam waktu cepat, tidak lama lagi sudah mulai ada tanda-tanda cahaya untuk kesepakatan sudah mulai ada,” ujar Bahlil yang dikutip Selasa, 27 Mei.
Ia menambahkan, sudah seharusnya Indonesia menjalin kerja sama dan saling membantu negara dengan tetangga termasuk negara singa putih ini. Namun ia menegaskan, ekspor listrik ke Singapura juga harus dibarengi dengan keuntungan yang akan diperoleh Indonesia dari kerja sama tersebut.
Bahlil menegaskan Indonesia secara terbuka ingin melakukan ekspor listrik namun harus ada tawaran menarik dari Singapura.
“Ini urusan negara. Jadi kalau negara lain mau berbagi dengan kita, ya tuangkan perjanjiannya. Apa yang kamu kasih. Kalau dia sudah oke, kita sudah anggap bijak, ya kita kasih,” tegasnya.
Sebelumnya Sebelumnya, Singapura mengumumkan akan menambah kuota impor listrik rendah karbon dari Indonesia dari semula 2 gigawatt (GW) menjadi 3,4 GW guna mendukung kebutuhan energi terbarukan pada masa mendatang.
Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng, dalam acara Indonesia International Sustainability Forum 2024 di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa Singapura sebelumnya telah memberikan persetujuan bersyarat (conditional approval) kepada lima perusahaan Indonesia untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW.