Metapos.id, Jakarta — Terungkapnya lokasi persembunyian gembong narkotika internasional Dewi Astutik di Sihanoukville, Kamboja, berawal dari penggagalan penyelundupan 2,3 kilogram heroin oleh Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta.
Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, menjelaskan bahwa penyelundupan heroin yang berhasil digagalkan tersebut merupakan salah satu petunjuk penting yang kemudian menuntun aparat dalam upaya pengejaran terhadap Dewi.
“Bea Cukai Soekarno-Hatta pernah menggagalkan penyelundupan heroin 2,3 kilogram dari kiriman tersangka DA ini. Kasus itu berkaitan dengan penangkapan DA,” kata Gatot dalam konferensi pers bersama BNN pada Selasa (2/12).
Ia menambahkan, kolaborasi antara Bea Cukai dan BNN menjadi kunci dalam mengungkap jaringan penyelundupan narkotika yang melibatkan Dewi Astutik.
Sementara itu, Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto mengungkapkan bahwa Dewi merupakan bagian dari jaringan perdagangan narkoba Asia-Afrika dan juga masuk daftar buronan Korea Selatan. Ia ditangkap saat berada di sebuah hotel di Sihanoukville bersama seorang pria pada Senin (1/12), sesaat setelah keluar menggunakan mobil Toyota Prius putih.
Penangkapan ini juga terkait dengan penggagalan penyelundupan dua ton sabu senilai Rp5 triliun, di mana Dewi disebut sebagai salah satu aktor utamanya.
Sebelumnya, Bea Cukai Soekarno-Hatta juga menangkap tiga pelaku penyelundupan heroin seberat 2.760 gram dari penerbangan Singapura–Jakarta. Heroin tersebut ditemukan dalam kompartemen tersembunyi di dinding belakang koper milik ZM (46). Barang haram itu diketahui akan diterima oleh SS (49), yang mengaku dikendalikan oleh AH (33). Ketiganya kemudian mengungkap bahwa pengiriman tersebut terkait dengan Dewi Astutik yang berada di Kamboja.














