Metapos.id, Jakarta – Harga emas global bergerak stabil setelah rilis data penjualan ritel Amerika Serikat menunjukkan pelemahan, memperkuat keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.
Pada perdagangan Selasa waktu AS (25 November 2025) atau Rabu dini hari WIB, emas spot berada di level 4.139,79 dolar AS per ons, mendekati posisi tertinggi sejak 14 November. Sehari sebelumnya, harga emas sempat melonjak hampir 2 persen setelah sejumlah pejabat The Fed memberikan sinyal dovish terkait arah kebijakan moneter.
Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga mencatat kenaikan 1,1 persen menjadi 4.140 dolar AS per ons.
Analis Zaner Metals, Peter Grant, mengatakan bahwa peluang pelonggaran kebijakan moneter terus menguat. “Ada optimisme baru terkait pemangkasan suku bunga Desember setelah pernyataan dovish dari The Fed, dan data terbaru ini tampaknya tidak mengubah ekspektasi tersebut,” ujarnya mengutip Reuters.
Data penjualan ritel AS pada September tumbuh lebih rendah dari perkiraan, sementara inflasi produsen (PPI) tercatat naik 2,7 persen secara tahunan, sama seperti bulan sebelumnya. Berdasarkan data CME Group, pasar kini memperkirakan 85 persen peluang pemangkasan suku bunga bulan depan, meningkat signifikan dari 50 persen pada pekan sebelumnya. Selain itu, terdapat 65 persen peluang pemangkasan lanjutan pada Januari.
Komentar bernada dovish dari pejabat The Fed seperti Stephen Miran dan Christopher Waller turut meningkatkan keyakinan pasar akan adanya pelonggaran kebijakan.
Harga emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya mendapat dorongan ketika suku bunga menurun atau ketika ketidakpastian ekonomi dan geopolitik meningkat. Analis ActivTrades, Ricardo Evangelista, menyebut bahwa ekspektasi terhadap kebijakan longgar The Fed dan kondisi global yang penuh ketidakpastian masih menjadi faktor utama yang menopang harga emas dalam jangka pendek.














