Metapos.id, Jakarta – PT Garuda Indonesia memutuskan hanya menambah satu unit pesawat dari rencana awal empat pesawat, meski telah menerima suntikan dana dari PT Danantara Asset Management. Manajemen menyebut fokus utama penggunaan dana saat ini adalah untuk pemeliharaan dan perbaikan armada yang sudah ada.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny H. Kairupan, menjelaskan bahwa dari empat pesawat yang telah mencapai tahap letter of intent (LOI), hanya satu yang tetap dilanjutkan proses pembeliannya karena uang muka telah dibayarkan.
“Dari empat pesawat, tiga kami tunda dahulu. Satu tetap lanjut karena sudah terlanjur dibayar DP. Prioritas kami sekarang adalah memperbaiki armada. Kalau tidak, biaya sewa ke lessor akan terus berjalan,” ujar Glenny di Garuda Sentral Operasi, Kamis (13/11/2025).
Ia menegaskan, penundaan penambahan pesawat dilakukan agar kondisi keuangan dan operasional perusahaan dapat diperkuat sebelum kembali melakukan ekspansi.
“Paling tidak dua tahun ke depan kami bisa kembali sehat dan mencapai cita-cita pendiri bangsa,” tambahnya.
Sebelumnya, Garuda Indonesia mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk mengeksekusi penambahan modal tanpa HMETD senilai Rp 23,67 triliun dalam RUPSLB, Rabu (12/11/2025). Dana tersebut berasal dari kombinasi penyetoran tunai oleh Danantara sebesar Rp 17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham sebesar Rp 6,65 triliun.
Dari total dana tersebut:
Rp 8,7 triliun (37%) dialokasikan untuk modal kerja Garuda Indonesia, termasuk pemeliharaan armada.
Rp 14,9 triliun (63%) digunakan untuk operasional Citilink Indonesia, terdiri dari Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk melunasi kewajiban pembelian avtur ke Pertamina periode 2019–2021.
Penambahan modal dilakukan melalui penerbitan 315,6 miliar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp 75 per lembar sesuai keputusan RUPSLB.














