Jakarta, Metapos.id – Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan akan memberikan sanksi berupa pemutusan kontrak kerja terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak bekerja secara benar dalam menjalani program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pernyataan itu disampaikan Wakil Kepala BGN, Lodewyk Pusung dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Selasa, 6 Mei.
“Masalah sanksi kepada SPPG yang enggak benar, ya memang kalau kejadian pertama kayak di Cianjur, itu sudah kita peringatkan. Kalau kejadian lagi yang ketiga, kita harus putuskan kontrak dan ini sudah diputuskan lewat Deputi Penyediaan dan Penyaluran,” katanya disadur dari kanal Youtube Komisi IX DPR RI Channel.
Dia akui, dalam pelaksanaan program MBG ini mendapatkan tantangan termasuk dalam penyaluran makanannya sehingga perlu dilakukan pengawasan lebih ketat.
“Kemudian mengenai kontrol makanan, saya pikir ini masukkan yang luar biasa, memang kita harus bikin double kontrol itu. Keluar dari dapur, di perjalanan dia juga harus diawasi, kemudian saat pembagian kita harus kontrol juga. Karena takut juga, kadang-kadang saat pembagian itu, ada saja tangan-tangan jahil merusak nama baik BGN itu,” ungkap Pusung.
Ditambah lagi, pro dan kontra terhadap program pemerintah ini yang fokus terhadap peningkatan gizi sehingga dibutuhkan banyak pihak untuk mengawasi pelaksanaan MBG.
“Terus terang kami pantau di wilayah, banyak yang suka, banyak juga yang tidak suka program ini (MBG) sehingga itu kami berharap kepada para Komisi IX ini mari kita sama-sama awasi program presiden ini, program yang sangat mulia,” lanjut Pusung.
Pusung pun meminta bantuan kepada para jajaran Komisi IX DPR RI untuk terlibat menyosialisasikan serta mengawasi pelaksanaan MBG di masing-masing daerah pemilihan (dapil) mereka.
“Masalah sosialisasi, memang yang bisa menyosialisasikan bapak/ibu (Komisi IX DPR) sekalian, karena bapak/ibu ada di dapilnya. Mohon bantuannya agar lebih menyosialisasikan ini. Dan tentu mengawasi juga, kalau ada Ka. SPPG kami yang nakal itu, mereka juga manusia. Saya yakin ada juga satu atau dua yang nakal. Kita terbuka untuk dikoreksi dan diberikan masukkan,” pungkasnya.