Metapos.id, Jakarta – Malaysia digemparkan oleh insiden tragis yang diduga berkaitan dengan permainan daring Roblox. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun di Kampung Parit Nipah, Batu Pahat, Johor, dilaporkan menikam adiknya yang berusia enam tahun menggunakan benda tajam pada 27 Oktober 2025.
Menurut keterangan polisi, peristiwa itu terjadi setelah sang kakak marah karena permainan Roblox yang ia mainkan terganggu, menyebabkan hilangnya seluruh poin yang telah dikumpulkannya.
Kepala Polisi Johor, Ab Rahaman Arsad, menjelaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung, namun ditemukan indikasi kuat bahwa pelaku sering bermain Roblox secara berlebihan di ponselnya.
Motifnya masih dalam penyelidikan, tetapi kami menemukan bahwa dia telah bermain Roblox secara berlebihan di ponselnya,” ujar Ab Rahaman,
“Saat diinterogasi, anak itu mengaku mengalami halusinasi malam itu, seolah-olah diperintahkan untuk melukai anggota keluarganya. Ia kemudian mengambil pisau dan menyerang adiknya,” tambahnya.
Pemerintah Pertimbangkan Pemblokiran Roblox
Kasus ini memicu kekhawatiran publik dan pejabat Malaysia mengenai dampak negatif permainan daring terhadap perilaku anak-anak.
Menteri Pembangunan Perempuan, Keluarga, dan Masyarakat Malaysia, Nancy Shukri, mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memblokir Roblox seiring meningkatnya kekhawatiran akan pengaruh konten digital terhadap anak.
Kami memantau dengan cermat bagaimana Australia menerapkan regulasi terhadap Roblox. Mereka masih dalam tahap perencanaan, dan kami akan mengevaluasi apakah pendekatan serupa sesuai dengan konteks serta norma budaya Malaysia,” ujar Nancy.
Respons Roblox dan Seruan Menteri Pemuda
Pihak Roblox menyatakan komitmen untuk memperkuat sistem keamanan melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pengawasan manusia.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut telah menyatakan kesediaannya bekerja sama dengan pemerintah Malaysia dalam hal berbagi data dan kepatuhan terhadap regulasi.
Dalam unggahan di media sosial, Hannah menulis:
Kami menginginkan dunia digital yang bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membangun karakter dan nilai yang benar bagi generasi mendatang.”
Ia menambahkan bahwa Roblox memiliki lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia, termasuk lebih dari satu juta pengguna di Malaysia.
Dengan jangkauan sebesar itu, tanggung jawab untuk melindungi pengguna muda tidak bisa dianggap enteng,” ujarnya.
“Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus seorang ibu, saya khawatir melihat bagaimana beberapa permainan daring dapat memengaruhi perilaku dan emosi anak-anak.”
Seruan untuk Orang Tua dan Pembuat Kebijakan
Kasus di Johor ini menjadi pengingat serius bagi orang tua dan pembuat kebijakan tentang pentingnya pengawasan terhadap aktivitas digital anak-anak. Pemerintah Malaysia kini menghadapi tekanan publik untuk memastikan ekosistem digital yang aman, tanpa menghambat pertumbuhan industri gim nasional.














