Jakarta, Metapos.id – Pemerintah Indonesia masih melakukan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat (AS). Ada beberapa komoditas yang diupayakan untuk mendapat penurunan tarif, salah satunya seperti produk furnitur.
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengaku sempat terkejut lantaran AS ingin mengenakan tarif 100 persen untuk produk furnitur Indonesia.
“Kemarin dia baru umumkan mau menangkan 100 persen untuk furniture misalnya. Kagetlah kita. Nah ini kita mau minta pengecualian. Jadi ini juga bagian dari yang terus kita akan negosiasi,” katanya ditemui di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Rabu, 27 Agustus.
Mari bilang pemerintah mengupayakan pengecualian tarif ini atas dasar bahwa produk furnitur Indonesia tidak bersaing dengan produk lokal Amerika.
“Jadi minta pengecualiannya itu harus berdasar. Berdasarkan apa? Ini kan tidak bersaing dengan produk Amerika. Dan gak mungkin ini produk di produksi di sana. Sementara itu sangat penting buat kita. Mempekerjakan berapa banyak orang, berapa banyak petani,” ucapnya.
Kata Mari, pemerintah sangat mewaspadai pengenaan tarif untuk produk furnitur ini. Sebab, 60 persen ekspor furnitur Tanah Air ditujukan ke Negeri Paman Sam tersebut.
“Kita harus waspada furnitur ya. Terutama kalau memang kena besar itu (100 persen). Karena sektor furniture itu ketergantungannya kepada pasar Amerika besar. Sekitar 60 persen dari ekspor furniture kita itu ke Amerika,” ujarnya.
Sekadar informasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan melakukan investigasi terkait tarif impor furnitur di negaranya. Investigasi tarif impor ini akan rampung dalam kurun waktu 50 hari ke depan. Namun, hingga saat ini belum ada rincian terkait investigasi atau rencana tarif yang dimaksud.